Wednesday, February 4, 2015

MAKALAH PLASMODIUM VIVAX



Nama Dosen   : dr. Ana Adryana
Mata Kuliah    : Parasitologi

PLASMODIUM VIVAKS
 
 








DISUSUN OLEH :
(KELOMPOK 1)

DEWI CITRA UTAMI
SERI HANDAYANI
RANDI SETIAWAN





STIKES MEGA BUANA PALOPO
TAHUN AJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya sehingga makalah dengan judul “Plasmodium vivax “ dapat di selesaikan tepat waktu.
Mengingat kodrat manusia sebagai manusia biasa tidak menutup kemungkinan adanya kekurangan-kekurangan yang membutuhkan koreksi dan penyempurnaan dari berbagai pihak. Maka dari itu saran dan kritik sangat kami harapkan demi menyempurnakan makalah kami.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.



Palopo, November 2014


Penyusun


                                                                                     






DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang                                                                                              1
B.     Rumusan Masalah                                                                                         1
C.     Tujuan Penulisan                                                                                           2
BAB II PEMBAHASAN
A.    Taksonomi                                                                                                     3
B.     Hospes dan Nama Penyakit                                                                          3
C.     Distribusi Geografi                                                                                        4
D.    Morfologi dan Daur Hidup                                                                           4
E.     Patologi dan Gejala Klinis                                                                            5
F.      Diagnosa Laboratorium                                                                                 5
G.    Penatalaksanaan                                                                                            6
BAB III PENUTUP
A.    Kesimpulan                                                                                                   7
B.     Saran                                                                                                             7
DAFTAR PUSTAKA





BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Sporozoa (Yunani, spore = biji, zoa = hewan) adalah kelompok protista uniseluler atau bersel satu yang pada salah satu tahapan dalam siklus hidupnya dapat membentuk sejenis spora. Sporozoa hidup sebagai parasit pada tubuh hewan dan manusia. Siklus hidup sporozoa agak kompleks karena melibatkan lebih dari satu inang. Dalam siklus hidupnya, sporozoa membentuk spora dalam tubuh inang. Selain itu, pada siklus hidup juga terjadi sporulasi, yaitu pembelahan setiap inti sel secara berulang – ulang sehingga dihasilkan banyak inti yang masing – masing dikelilingi oleh sitoplasma dan terbentuklah individu baru.
Pergerakannya dilakukan dengan cara mengubah kedudukan tubuhnya. Tubuh berbentuk bulat panjang atau lonjong. Pada umumnya bersifat parasit dan dapat menyebabkan penyakit pada manusia dan hewan. Respirasi dan ekskresi dilakukan dengan cara difusi. Makanan diperoleh dengan cara menyerap zat makanan dari hospesnya. Reproduksi dapat secara vegetative dan generative. Beberapa contoh spesies dari Sporozoa yaitu Plasmodium falcifarum, Plasmodium vivax, Plasmodium ovale dan Toxoplasma gondii.
Vektor dari Plasmodium penyebab penyakit malaria adalah nyamuk Anopheles betina. Plasmodium hidup sebagai parasit pada sel-sel darah merah manusia atau vertebrata lainnya. selama hidupnya, Palsmodium tersebut mengalami dua fase, yakni fase sporogoni dan fase skizogoni. Fase sporogoni terjadi didalam tubuh nyamuk Anopheles betina, sedangkan fase skizogoni berlangsung didalam tubuh manusia.

B.     Rumusan Masalah
1.      Apakah taksonomi dari Plasmodium vivaks?
2.      Apakah hospes dan nama penyakit dari Plasmodium vivaks?
3.      Bagaimanakah distribusi geografi dari Plasmodium vivaks?
4.      Bagaimanakah morfologi dan daur hidup dari Plasmodium vivaks?
5.      Bagaimanakah patologi dan gejala klinis dari Plasmodium vivaks?
6.      Apakah diagnose laboratorium dari Plasmodium vivaks?
7.      Bagaimanakah penatalaksanaan dari Plasmodium vivaks?

C.     Tujuan Penulisan makalah
1.      Untuk mengetahui taksonomi dari Plasmodium vivax.
2.      Untuk mengetahui hospes dan nama penyakit dari Plasmodium vivax.
3.      Untuk mengetahui distribusi geografi dari Plasmodium vivax.
4.      Untuk megetahui Morfologi dan daur hidup dari Plasmodium vivax.
5.      Untuk mengetahui patologi dan gejala klinis dari Plasmodium vivax.
6.      Untuk mengetahui diagnosa laboratorium dari Plasmodium vivax.
7.      Untuk mengetahui penatalaksanaan dari Plasmodium vivax.












BAB II
PEMBAHASAN

A.    Taksonomi
Plasmodium vivax adalah protozoa parasit yang patogen yang sering dan didistribusikan secara luas sebagian besar menyebabkan malaria. Plasmodium vivax merupakan salah satu dari enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi manusia.
Plasmodium vivax termasuk ke dalam anggota filum Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bersifat parasit, tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang.
Taksonomi :
Domain           : Eukaryota
Kingdom         : Chromalveolata
Superphylum   : Alveolata
Phylum            : Apicomplexa
Class                : Aconoidasida
Ordo                : Haemosporida
Family             : Plasmodiidae
Genus              : Plasmodium

B.     Hospes dan Nama Penyakit
Manusia merupakan hospes perantara parasit ini , sedangkan hospes definitifnya adalah nyamuk  Anopheles betina.
Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut malaria tersiana.


C.     Distribusi Geografi
Plasmodium vivax merupakan jenis parasit malaria yang menyebabkan penyakit malaria vivaks atau dikenal sebagai malaria tersiana dimana demam setelah hari pertama terjadi lagi pada hari ketiga (interval 48 jam). Parasit jenis ini banyak ditemukan di daerah subtropik meskipun dapat pula ditemukan di daerah dingin seperti Rusia, sementara di daerah tropis Afrika (terutama Afrika Barat), jarang ditemukan. Di Indonesia, Plasmodium vivax tersebar hamper di seluruh kepulauan dan pada umumnya di daerah yang mengalami endemik malaria.


D.    Morfologi dan Daur Hidup
1.      Nyamuk Anopheles betina menggigit, menghisap darah manusia kemudian mengeluarkan air liur yang mengandung sporozoit.
2.      Bersama aliran darah sporozoit menuju hati, selama ± 3 hari.
3.      Sporozoit membelah menjadi 8 – 32 merozoit, keluar dari hati kemudian menginfeksi sel hati lain dan membentuk merozoit baru. Akibatnya sel hati banyak yang rusak.
4.      Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah banyak.
5.      Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke dalam usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit dan mikrogametosit berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Fertilisasi terjadi di dalam usus sehingga terbentuklah zigot (ookinet).
6.      Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookista)
7.      Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel yang lengkap dinamakan sporozoit.
8.      Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah.
9.      Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan melepaskan sporozoit ke dalam darah.

E.     Patologi dan Gejala Klinis
Serangan pertama dimulai dengan sindrom prodromal: sakit kepala, sakit punggung, mual dan malaise umum. Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama ,tetapi kemudian menjadi intermiten dengan perbedaan yang nyata pada pagi dan sore hari, suhu meninggi dan kemudian turun menjadi normal. Malaria vivax penting bukan karena angka kematiannya tetapi karena kelemahan penderita yang disebabkan oleh relapsnya.
Limpa pada serangan pertama mulai membesar, dengan konsistensi lembek dan mulai teraba pada minggu kedua. Pada malaria menahun menjadi sangat besar ,keras dan kenyal. Pada permulaan serangan pertama , jumlah parasit Plasmodium vivaxkecil dalam peredaran darah tepi, tetapi bila demam tersian telah berlangsung, jumlahnya bertambah besar. Kira–kira satu minggu setelah serangan pertama , stadium gametosit tampak dalam darah.

F.      Diagnosa Laboratorium
Pemeriksaan laboratorium untuk penegakan diagnosa pasti penyakit malaria adalah dengan melakukan pemeriksaan mikroskopis untuk menemukan parasit Plasmodium dalam sediaan darah. Sediaan darah tipis akan memberikan gambaran bentuk parasit yang lebih baik dan sempurna morfologinya, namun perlu ketelitian dan kesabaran dalam melakukan pemeriksaan. Sedangkan sediaan darah tebal akan mempercepat proses identifikasi Plasmodiun walaupun morfologi parasit tidak sebaik bila dibuat sediaan apus


G.    Penatalaksanaan
Prinsip dasar pengobatan malaria vivaks adalah pengobatan radikal yang ditujukan pada stadium hipnozoit di sel hati dan di eritrosit.
Tahun 1989, Plasmodium vivax resisten klorokuin. Sehingga dipakai pengobatan klorokuin selama 3 hari dilakukan bersamaan dengan primakuin selama 14 hari. Dengan cara ini, primakuin bersifat sebagai skizontizid darah selain membunuh hipnozoit dalam hati. Jika dengan pengobatan primakuin masih belum terjadi relaps, bisa ditambahkan dosis primakuin sampai 30 mg/hari.
Obat alternatif lain:  artesunat-amodiakuindihidroartemisinin-piperakuin, atau non-altemisin (meflokuin, atovaquone-proguanil).



















BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
Plasmodium vivax adalah protozoa parasit yang patogen yang sering dan didistribusikan secara luas sebagian besar menyebabkan malaria. Plasmodium vivax merupakan salah satu dari enam jenis parasit malaria yang sering menginfeksi manusia.
Manusia merupakan hospes perantara parasit ini , sedangkan hospes definitifnya adalah nyamuk  Anopheles betina. Plasmodium vivax menyebabkan penyakit malaria vivaks, dapat juga disebut malaria tersiana. Parasit jenis ini banyak ditemukan di daerah subtropik meskipun dapat pula ditemukan di daerah dinginseperti Rusia.

B.     Saran
Pengawasan malaria tergantung pada pembersihan tempat perindukan nyamuk, perlindungan perorangan terhadap nyamuk (kasa, kelambu, obat nyamuk), pengobatan dengan obat supresi bagi orang yang kontak, dan pengobatan adekuat penderita dan pembawa parasit. Pemberantasan, suatu bidang yang sangat kompleks, memerlukan pemutusan kontak antara nyamuk Anopheles  dan manusia dalam jangka waktu yang cukup untuk mencegah penularan, dengan menghilangkan semua kasus aktif melalui pengobatan dan penyembuhan spontan.



DAFTAR PUSTAKA

Brown, Gerald W.1989.Dasar Parasitologi Klinis.Gramedia:Jakarta
http://malariana.blogspot.com/





                                                                                     

No comments:

Post a Comment